Senin, 16 April 2012

ANE BUKAN TERORIS !!!

Dengan kedua BOM ditanganku dan menempel ditubuhku sebenarnya tak sukar aku mengatasi cecunguk cecunguk yang penuh kemunafikan , itu kalau aku mau.

Tapi aku bukan tipe pembunuh. Setelah aku bebaskan mereka , aku dihadang beberapa dari mereka dengan memegang senjata laras panjang bahkan ada yang membawa pisau berkilat.

Tak sempat aku berpikir beberapa peluru menembus jantungku dan aku ambruk.

Ketika nyawa memisahkan diri dari tubuhku aku melihat jelas selain peluru yg menembus jantungku tetapi juga sabetan pisau. Darah menggenang meresapi bumi.

Aku duduk menyaksikan anggota tubuhku. Kemudian siang harinya aku dikuburkan dengan sinar mata yang penuh Tanya.

Mari kita lihat kembali, apakah hanya karena aroganmu sehingga engkau perintahkan orang orang untuk menyingkirkanku ? Tetapi kenapa orang yang jelas jelas menghamba pada manusia tidak engkau sikat habis ?

Kata beberapa orang ini bukan jalan keluar. Dan memang ini suatu lingkaran syetan, sebab buntuntya biasanya akan panjang dan akhirnya engkau sendiri yang sengsara.
“Terbujurnya jasad ku ….

Mengharap setetes rahmat dari Allah

Ampunilah dosa-dosku Ya Allah

Ina Lillahi Wa Ina Ilaihi Rajiun.

Minggu, 03 Mei 2009

SYECH SITI JENAR

KEMATIAN DIMATA SYECH SITI JENAR

Dunia ini justru bukan alam kehidupan manusia yang sebenarnya. Alam yang sebenarnya adalah setelah kematian. Hidup di dunia ini justru kematian, dan baru setelah manusia meninggalkan jasadnya, maka ia akan memperoleh kehidupan sejati.

Coba kita renungkan tentang hidup dan kehidupan secara mistis. Hidup yang selalu sedih, sengsara, kebingungan dan sejenisnya adalah penjara. Ini bukan hidup di alam kehidupan, melainkan hidup di alam "kematian". Manusia yang demikian terpuruk dalam kematian hidup. Manusia yang terdegrasi nilai, curang, culas, korup, dan sebagainya adalah manusia yang telah mati. Dengan demikian maka di dunia ini telah dihuni manusia "Zombie" (mayat-mayat yang kotor), dengan struktur kehidupan yang mati. Tak sedikit mayat-mayat itu mengejar rezeki yang haram. Tak sedikit pula mayat tersebut berebut kedudukan.

Dalam konteks kematian, Syech Siti Jenar mengajarkan tata cara menjemput maut kepada para wali. Kenapa para wali ini diajarkan ? "Meskipun kamu tahu dan dapat melakukan, tentu kamu akan salah melaksanakan, sebab kamu masih tenggelam dalam kesesatan. Melihat harta duniawi, kamu masih terpikat", demikian ujarnya.

Rasanya kritik Syech Siti Jenar terhadap wali, perlu disikapi dengan arif. Mengapa? sebab jika mayat-mayat busuk bergentayangan ke sana-kemari mencari sesuap nasi, sangatlah tidak pantas jika kita sombong dan arogan. Pelajaran yang kita terima adalah bahwa kita harus menjauhi semua sifat negatif duniawi.
Sudahkah kita koreksi diri kita?

KEINDAHAN WANITA

CAHAYA, SUARA DAN PAHA WANITA

Hakikat adalah realitas alam, syariat ialah realitas sosial. Alloh SWT bikin kenyataan-kenyataan alam, termasuk manusia di dalamnya, sambil menyodorkan rangka aturan main bagaimana membangun kenyataan sosial.
Salah satu aturan nilai itu menentukan apakah pernikahan antara laki-laki dan wanita akan menjadi malapetaka atau rakhmat, bagi hidup manusia itu sendiri. Sekali lagi , Alloh SWT sendiri sih bersikap lumrah-lumrah dan biasa-biasa saja, kalau teater di bumi ini gagal karena aktor aktris manusianya ( qita-qita ini ) udah gak bener semua, ya Dia ( Alloh SWT ) bikin yang lain lagi.

Paha wanita adalah realitas alam….
Bagaimana memperlakukan paha wanita itu bernama atau menghasilkan realitas sosial. Kalau seorang suami mengelus-elus dan mengendus-endus paha istrinya di kamar pengantin sampai sesak napas, tidaklah terjadi peristiwa pornografi apa pun.
Pornografi baru terjadi kalau engkau mengintip mereka, sebab “ syariat mengintip”- mu itu melanggar “hakikat ketelanjangan kasih “ mereka.

Pornografi juga terjadi ketika paha itu dibukakan bagi lelaki yang bukan suaminya, baik dijalan umum , di depan kamera film maupun di ranjang prostitusi !
Mungkin terjadi pertanyaan pada diri kita, mengapa hanya wanita yang sebaiknya tidak memamerkan pahanya, sedangkan kalau ada laki-laki telanjang , orang malah lari semua ?

Karena wanita mewakili keindahan Alloh SWT, sedangkan laki-laki hanya bertugas menerjemahkan dan menafsirkan keindahan itu.
Alloh SWT meminjamkan keperkasaan-Nya kepada laki-laki dan menitipkan kelembutan kepada wanita. Di sinilah letak kunci soal tentang paha tadi.
Coba kita daftar apa saja yang lembut di alam ini, suatu contoh cahaya dan suara. Cahaya itu tidak tampak, sebab yang kita lihat hanyalah benda yang ditimpanya. Suara tidak terdengar, sebab yang kita dengar hanya perwujudan suara. Hakikat suara justru kita temukan dalam sepi, dalam sunyi dan dalam keadaan tanpa raga suara.
Maksudnya, kelembutan senantiasa tersembunyi. Cahaya tidak kelihatan dan suara tidak terdengar. Juga keindahan.
Seonggok patung di depan kita hanya pengantar keindahannya. Sebait puisi sekadar mewadai rahasia keindahan di baliknya. Sealunan lagu kita tangkap nada dan iramanya, tetapi keindahannya bersemayam di bathin kita sebagai rahasia, yang amat susah kita ucapkan.

Demikianlah sejatinya. Alloh , Kelembutan, Keindahan dan Wanita, senantiasa menyembunyikan diri dalam rahasia karena memang itulah syarat keagungannya.
Karena hendak menyingkap wajah Alloh, Musa pingsan di Bukit Tursina, Al-Hallaj digantung dan Syech Siti Jenar di penggal lehernya.
Dan karena wanita menyingkap sendiri pahanya, pingsanlah kehormatamnnya, digantunglah kepribadiannya dan tersembelihlah ketinggihan harganya!.

PERNIKAHAN

ALAM PERNIKAHAN

Alam pernikahan adalah fitrah manusia, menjadi impian semua orang. Melaluinya akan terbentuk institusi keluarga dan dapat meneruskan keturunan manusia.
Dalam islam pernikahan satu tuntutan yang perlu dipernuhi.
Sebelum ke gerbang pernikahan, aspek pemilihan jodoh perlu diberi perhatian karena kesalahan membuat pilihan mengakibatkan masalah dikemudian hari.
Kebanyakan anak muda lebih gemar memilih faktor keluarga, harta benda, kecantikan dan pangkat untuk mengikat tali percintaan dan membina gerbang pernikahan.
Secara fisikal, kriteria pemilihan jodoh tiada cacat celahnya, tetapi apabila itu jadikan keutamaan sehingga agama diketepikan, maka itu satu kesalahan besar karena bisa menyebabkan manisnya alam pernikahan menjadi pudar dan akhirnya terjadi perceraian.
Kesalahan besar bagi pasangan yang ingin menikah tidak meletakkan agama sebagai keutamaan dalam membuat pilihan jodoh.
Kesalahan itu juga mengakibatkan hubungan suami istri tidak bertahan lama, malah terjadi berbagai kejadian yang tidak diingini.
Naudzubilahimindzalik.

Rabu, 29 April 2009

HIDUP DAN MATI ADALAH DUA SISI YANG BERBEDA
BUAT : Seseorang Yang Aku Sayangi

Hidup dan mati walaupun hakikatnya satu. Satu sisi kita menyebutnya hidup di sisi yang lain kita menyebutnya mati. Kita disebut hidup apa bila masih bernafas, dan disebut mati apabila sudah tidak bernafas.

Nafas berasal dari bahasa arab yang artinya jiwa. Sebenarnya sangatlah beda antara nafas dengan jiwa, tapi apa daya kita memang lebih senang dengan kemudahan dalam membuat bahasanya yang penting enak di dengar (gaya bahasa adaptasi). Dalam Nafs itu sendiri banyak sekali tingkatannya, Syech Abdul Jalil yang populer disebut Syech Siti Jenar membahasakannya ada beberapa tingkatan, diantaranya Nafs Alkhaiwaniyah, Nafs Allawamah, Nafs Muthmainah s/d insan kamil.

Dalam metamorphosis kehidupan, masing-masing mahluk punya gaya sendiri-sendiri, suka atau tidak suka begitulah caranya, contohnya : Kupu-kupu berawal dari ulat, kemudian jadi kepompong, dan setelah sekian lama di kepompong dengan kekuatan mistis, terlepas jadilah kupu-kupu, hal senada yang dialami oleh katak.

Manusia lahirnya tidak sama dengan katak ataupun kupu-kupu, walaupun dia seorang "kupu-kupu malam", tentu dia bukan berawal dari ulat, tetap asalnya dari sperma plus ovum.

Jalan hidup dan kehidupan mahluk Tuhan, akan diawali dari yang ada menjadi tiada (ada juga yang menyebut dari yang tiada menjadi ada, tapi ini tidak dibahas karena dari dulu gak ada habisnya). Setelah kita terlahir, tumbuh, hidup dan berkembang kemudian kita mati. Banyak manusia hidup dan takut mati, seolah kematian adalah akhir segalanya. Akhir kehidupan ini. Apakah benar demikian? Belum ada khabar yang menjelaskan tentang kehidupan setelah kematian, kalaupun ada di sinetron tentang orang yang sudah mati kemudian hidup, mereka menjelaskan tentang peristiwa ghaib, tapi sulit dicerna oleh akal - kita yang menyatakan itu mistis, atau kismis (kisah misteri), dengan kalimat kismis ini maka berakhirlah tanda tanya tentang ghaib itu, layaknya terkubur dan ditelan bumi.

Dalam pengembaraan saya menapak kehidupan, terpengaruh dengan ajaran agama saya, yang menyatakan bahwa setelah kematian masih ada kehidupan berikutnya, dalam istilah disebutkan ada alam kubur/alam barzah dan juga alam akhirat, dengan prosesi-prosesi seperti timbangan amal (mizan?), dan seterusnya sehingga sampailah kita pada apa yang disebut surga - neraka.

Perjalanan hidup kita di dunia hanyalah sebentar, masih ada alam ke abadian. Tapi akankah kita mencapai alam abadi nan kekal? Dunia ini fana yang akan luluh lantak pada akhir zaman, para rasul menyebutnya kiamat.
Akankah kita mencapai keabadian yang dinanti? Adakah jaminan surga itu abadi? yang abadi itu hanya Tuhan, maka ke Tuhan jua kita kembali.
Ina Lillahi Wa Ina Ilaihi Rajiun.

Sayang ... Aku mati secara ragawi dan tidak secara jiwanya, karena ruhku yang tercipta dari Minruhi kembali ke Sang Pencipta. Yang tercipta dari saripati bumi kembali terkubur di bumi, yang tercipta dari particalnya Tuhan kembali ke Sang Pencipta.
Karena aku mati sayang , aku tidak bisa lagi bicara tentang kematian dan alam akhirat.
Itu sudah urusan Tuhan.
Aku tidak bisa bercerita lagi sayang......

K E M A T I A N


M A T I

Tidak sedikit yang menangisi jasad yang telah mati , akan tetapi tidak menangisi hati yang mati, padahal sesungguhnya matinya hati lebih menyedihkan daripada matinya jasad. Perlu senantiasa kita menengok diri … apakah hati kita masih hidup….. berpenyakit…… atau…. Sudah mati …!

Bila penyakit fisik datang kita segera mencari obat ke manapun. Akan tetapi tidak peduli terhadap hati kita yang sakit.
Menyebarnya penyakit jasad membikin kita ketakutan, melakukan segala usaha pencegahan, sangat berhati-hati menghadapinya, mengeluarkan segala upaya dan harta untuk mencegahnya.

Akan tetapi tidak demikian kesiapsiagaan untuk menghadapi penyakit hati ! Bahkan kepada orang-orang yang berusaha mencegah menyebarnya penyakit hati, dianggap sebagai kelompok terbelakang, primitif dan tidak mengikuti trend.

Sesungguhnya penyakit fisik hanya memberikan efek kepada orang itu saja, atau jika menular ia tidak akan menular kecuali kepada segelintir orang saja.
Sementara penyakit hati menyebar kepada seluruh umat, menyebabkan akibat yang penghujungnya sangat buruk.

Ketaatan kepada Allah Ta’ala merupakan satu kesembuhan untuk menjaga kelangsungan hidupnya hati kita. Ia sama seperti keharusan tersedianya makanan dan minuman untuk menjaga kelangsungan hidup tubuh kita.

Dan maksiat adalah makanan beracun yang dapat merusak hati. Ia bagaikan makanan busuk yang merusak tubuh bahkan bisa membunuhnya !
Kita selalu berusaha menjaga kehidupan dengan memenuhi keperluan fisik dengan makan secara teratur, maka jika suatu saat kita memasukan makanan yang mengandung racun atau makanan basi ke dalam tubuh hal itu dapat memberi sakit bahkan membunuh kita.

Sesungguhnya kehidupan hati kita memerlukan perhatian lebih dari hal di atas. Jika kita melakukan satu dosa selayaknya kita segera mensterilkan hati dari dosa ini dengan bertaubat dan menyesal.

Sebagaimana kita memberi perhatian terhadap penyembuhan dan pengobatan penyakit fisik, hendaklah kita turut memperhatikan hati dalam kadar yang sama.
Jika kita meninggal dunia karena penyakit fisik yang dihadapi dengan sabar dan selalu berharap kepada Allah Ta’ala, insya Allah balasannya adalah Syurga.
Akan tetapi jika kita meninggal dalam keadaan hati sakit yang belum pernah diobati dengan taubat, penyesalan dan kemauan kuat untuk meninggalkan kemaksiatan, sesungguhnya hati kita telah mati sebelum jasad mati. Naudzubillah….

“Terbujurnya jasad kita ….
Mengharap setetes rahmat dari Tuhan….
Insyaallah Tuhan mengampuni dosa-dosa kita.

Mengapa jika kita merasakan sedikit rasa sesak di dada atau sedikit sakit di jantung, segera merasa kebingungan dan segera mencari obatnya. Sementara jika hati yang terluka oleh perbuatan maksiat, tak segera berobat dengan taubat dan penyesalan

Kehidupan kita yang terbebas dari segala penyakit fisik menghantarkan kita untuk menikmati hidup yang aman dari segala penyakit, maka sesungguhnya kesehatan hati akan menghantarkan diri menuju kehidupan yang bahagia di dunia dan kebahagiaan tak terbatas di akhirat.

Dalam Firmanya :
“( yaitu ) di hari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” ( Al-Qur’an Al-Karim, Surah As-Syu’ra, ayat 88-89)

Sungguh kita tidak akan selamat pada Hari Kiamat kecuali menghadap Allah dengan hati yang bersih. Insyaallah

Senin, 27 April 2009

M A Y A T

KESOMBONGAN KITA

Manusia yang sering mengaku mempunyai kelebihan dan bersikap sangat congkak di permukaan bumi, sesungguhnya tiada menyadari dirinya. Coba kita perhatikan mayat yang terbujur kaku, itulah manusia. Yang mengaku punya itu punya ini dan merasa memiliki pelbagai kepandaian, merasa mempunyai banyak kelebihan.

Kalau kita amati dan mau memikirnya keadaan mayat. Bukankah mayat itu masih memiliki anggota tubuh yang lengkap, memiliki mata, telinga, hidung, kaki , tangan dan semua perlengkapan tubuh. Adsakah kaki mayat itu mempunyai kekuatan untuk melangkah ?
Dan masih memiliki mata, tetapi mata itu sekarang tidak lagi bisa melihat. Dia mempunyai telinga tapi tidak bisa mendengar, mempunyai alat tubuh tapi tidak lagi berfungsi . Itulah manusia yang lemah dan tak berdaya apa-apa, sekarang terbujur kaku dan membisu. Subhanalloh

Coba kita renungkan tentang diri kita lebih jauh dan jujur . Adakah kita memiliki daya upaya jika bukan dengan daya upaya Allah Ta’ala jua adanya. Bagaimana ketika Adam dijadikan lengkap dengan segala peralatan tubuh tapi tidak memiliki gerak apapun. Setelah diberi roh barulah Adam bergerak menunjukkan suatu reaksi kehidupan. Mempunyai mata dan dapat melihat serta semua organ tubuh bergerak menurut fungsinya masing-masing dan sejak itu sempurnalah Adam sebagai manusia yang bernapas dn hidup. Subhanalloh

Masihkah kita sombong dengan segala apa yang ada pada diri kita …??? Mari kita renungkan sama-sama.