HIDUP DAN MATI ADALAH DUA SISI YANG BERBEDA
BUAT : Seseorang Yang Aku Sayangi
Hidup dan mati walaupun hakikatnya satu. Satu sisi kita menyebutnya hidup di sisi yang lain kita menyebutnya mati. Kita disebut hidup apa bila masih bernafas, dan disebut mati apabila sudah tidak bernafas.
Nafas berasal dari bahasa arab yang artinya jiwa. Sebenarnya sangatlah beda antara nafas dengan jiwa, tapi apa daya kita memang lebih senang dengan kemudahan dalam membuat bahasanya yang penting enak di dengar (gaya bahasa adaptasi). Dalam Nafs itu sendiri banyak sekali tingkatannya, Syech Abdul Jalil yang populer disebut Syech Siti Jenar membahasakannya ada beberapa tingkatan, diantaranya Nafs Alkhaiwaniyah, Nafs Allawamah, Nafs Muthmainah s/d insan kamil.
Dalam metamorphosis kehidupan, masing-masing mahluk punya gaya sendiri-sendiri, suka atau tidak suka begitulah caranya, contohnya : Kupu-kupu berawal dari ulat, kemudian jadi kepompong, dan setelah sekian lama di kepompong dengan kekuatan mistis, terlepas jadilah kupu-kupu, hal senada yang dialami oleh katak.
Manusia lahirnya tidak sama dengan katak ataupun kupu-kupu, walaupun dia seorang "kupu-kupu malam", tentu dia bukan berawal dari ulat, tetap asalnya dari sperma plus ovum.
Jalan hidup dan kehidupan mahluk Tuhan, akan diawali dari yang ada menjadi tiada (ada juga yang menyebut dari yang tiada menjadi ada, tapi ini tidak dibahas karena dari dulu gak ada habisnya). Setelah kita terlahir, tumbuh, hidup dan berkembang kemudian kita mati. Banyak manusia hidup dan takut mati, seolah kematian adalah akhir segalanya. Akhir kehidupan ini. Apakah benar demikian? Belum ada khabar yang menjelaskan tentang kehidupan setelah kematian, kalaupun ada di sinetron tentang orang yang sudah mati kemudian hidup, mereka menjelaskan tentang peristiwa ghaib, tapi sulit dicerna oleh akal - kita yang menyatakan itu mistis, atau kismis (kisah misteri), dengan kalimat kismis ini maka berakhirlah tanda tanya tentang ghaib itu, layaknya terkubur dan ditelan bumi.
Dalam pengembaraan saya menapak kehidupan, terpengaruh dengan ajaran agama saya, yang menyatakan bahwa setelah kematian masih ada kehidupan berikutnya, dalam istilah disebutkan ada alam kubur/alam barzah dan juga alam akhirat, dengan prosesi-prosesi seperti timbangan amal (mizan?), dan seterusnya sehingga sampailah kita pada apa yang disebut surga - neraka.
Perjalanan hidup kita di dunia hanyalah sebentar, masih ada alam ke abadian. Tapi akankah kita mencapai alam abadi nan kekal? Dunia ini fana yang akan luluh lantak pada akhir zaman, para rasul menyebutnya kiamat.
Akankah kita mencapai keabadian yang dinanti? Adakah jaminan surga itu abadi? yang abadi itu hanya Tuhan, maka ke Tuhan jua kita kembali.
Ina Lillahi Wa Ina Ilaihi Rajiun.
Sayang ... Aku mati secara ragawi dan tidak secara jiwanya, karena ruhku yang tercipta dari Minruhi kembali ke Sang Pencipta. Yang tercipta dari saripati bumi kembali terkubur di bumi, yang tercipta dari particalnya Tuhan kembali ke Sang Pencipta.
Karena aku mati sayang , aku tidak bisa lagi bicara tentang kematian dan alam akhirat.
Itu sudah urusan Tuhan.
Aku tidak bisa bercerita lagi sayang......