Minggu, 03 Mei 2009

KEINDAHAN WANITA

CAHAYA, SUARA DAN PAHA WANITA

Hakikat adalah realitas alam, syariat ialah realitas sosial. Alloh SWT bikin kenyataan-kenyataan alam, termasuk manusia di dalamnya, sambil menyodorkan rangka aturan main bagaimana membangun kenyataan sosial.
Salah satu aturan nilai itu menentukan apakah pernikahan antara laki-laki dan wanita akan menjadi malapetaka atau rakhmat, bagi hidup manusia itu sendiri. Sekali lagi , Alloh SWT sendiri sih bersikap lumrah-lumrah dan biasa-biasa saja, kalau teater di bumi ini gagal karena aktor aktris manusianya ( qita-qita ini ) udah gak bener semua, ya Dia ( Alloh SWT ) bikin yang lain lagi.

Paha wanita adalah realitas alam….
Bagaimana memperlakukan paha wanita itu bernama atau menghasilkan realitas sosial. Kalau seorang suami mengelus-elus dan mengendus-endus paha istrinya di kamar pengantin sampai sesak napas, tidaklah terjadi peristiwa pornografi apa pun.
Pornografi baru terjadi kalau engkau mengintip mereka, sebab “ syariat mengintip”- mu itu melanggar “hakikat ketelanjangan kasih “ mereka.

Pornografi juga terjadi ketika paha itu dibukakan bagi lelaki yang bukan suaminya, baik dijalan umum , di depan kamera film maupun di ranjang prostitusi !
Mungkin terjadi pertanyaan pada diri kita, mengapa hanya wanita yang sebaiknya tidak memamerkan pahanya, sedangkan kalau ada laki-laki telanjang , orang malah lari semua ?

Karena wanita mewakili keindahan Alloh SWT, sedangkan laki-laki hanya bertugas menerjemahkan dan menafsirkan keindahan itu.
Alloh SWT meminjamkan keperkasaan-Nya kepada laki-laki dan menitipkan kelembutan kepada wanita. Di sinilah letak kunci soal tentang paha tadi.
Coba kita daftar apa saja yang lembut di alam ini, suatu contoh cahaya dan suara. Cahaya itu tidak tampak, sebab yang kita lihat hanyalah benda yang ditimpanya. Suara tidak terdengar, sebab yang kita dengar hanya perwujudan suara. Hakikat suara justru kita temukan dalam sepi, dalam sunyi dan dalam keadaan tanpa raga suara.
Maksudnya, kelembutan senantiasa tersembunyi. Cahaya tidak kelihatan dan suara tidak terdengar. Juga keindahan.
Seonggok patung di depan kita hanya pengantar keindahannya. Sebait puisi sekadar mewadai rahasia keindahan di baliknya. Sealunan lagu kita tangkap nada dan iramanya, tetapi keindahannya bersemayam di bathin kita sebagai rahasia, yang amat susah kita ucapkan.

Demikianlah sejatinya. Alloh , Kelembutan, Keindahan dan Wanita, senantiasa menyembunyikan diri dalam rahasia karena memang itulah syarat keagungannya.
Karena hendak menyingkap wajah Alloh, Musa pingsan di Bukit Tursina, Al-Hallaj digantung dan Syech Siti Jenar di penggal lehernya.
Dan karena wanita menyingkap sendiri pahanya, pingsanlah kehormatamnnya, digantunglah kepribadiannya dan tersembelihlah ketinggihan harganya!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar